Detektor Logika ikut LKIG LIPI 2009

copas mas paijo
Hasil karya saya berjudul Detektor Logika, saya ikutkan di LKIG LIPI 2009. Mengapa saya ikut LKIG ? Karena biar jelek-jelek begini, saya ini seorang guru juga. Guru bonek yang menceburkan diri di dunia eksperimen yang semakin tidak jelas. Bagaimana mau jelas, namanya saja eksperimenter bonek. Apalagi di tengah situasi krisis ini, dana eksperimen dari sponsor tidak selancar dulu lagi. Akibatnya sekarang tidak ada lagi acara makan (apalagi makan-makan) meskipun kegiatan eksperimen melewati jam makan. Semoga teman-teman dan team binaan pada pengertian tentang hal ini. Yang membesarkan hati saya, ternyata kinerja dan prestasi terbukti tidak berkurang meski harus prihatin. Hal itu terbukti adanya peningkatan jumlah team binaan yang lolos ke babak final LCEN di ITS. Tahun lalu (2008) dua finalis, sedangkan tahun ini (2009) lima finalis. Motto baru saya: MESKI DILANDA KRISIS, PRESTASI TIDAK TERKIKIS. Bagi yang penasaran dengan Detektor Logika, baca saja abstraknya di bawah ini:
Seiring dengan perkembangan teknologi pendidikan yang semakin maju, maka media pembelajaran menjadi salah satu kebutuhan penting. Malangnya, peningkatan kebutuhan tersebut tidak segera dapat diimbangi oleh ketersediaan media pembelajaran di pasaran. Salah satu media pembelajaran yang langka tersebut adalah media untuk pembelajaran logika yang dipelajari di kelas X SMA.
Untuk memenuhi kebutuhan media pembelajaran logika tersebut maka diciptakan sebuah alat bantu pembelajaran logika terpadu bernama Detektor Logika. Mesin tersebut terdiri atas beberapa bagian utama yaitu: panel tombol (untuk mengatur tampilan dan menginput nilai kebenaran), gerbang logika terbuka (otak dari dari Detektor Logika), penginput otomatis, pembaca kartu (Card Reader), kartu pernyataan (penyimpan ”program” berupa kombinasi coakan-coakan unik serupa dengan punch card), display 7 segment, dan power suply (listrik atau battery).
Detektor Logika bekerja dengan menggunakan prinsip digital yaitu kombinasi status on-off dari sejumlah microswitch untuk menghasilkan keluaran. Jika kartu pernyataan dipasang pada pembaca kartu, maka kombinasi coakannya akan mengaktifkan sejumlah microswitch untuk menghubungkan pin-pin pada relay-relay sehingga membentuk sebuah gerbang logika yang sesuai dengan pernyataan pada kartu. Jika nilai-nilai (p) dan (q) telah diinput secara manual ataupun otomatis, maka gerbang logika akan memproses masukan tersebut untuk menghasilkan keluaran [f(p,q)] yaitu nilai kebenaran dari pernyataan pada kartu yang akan ditampilkan oleh display 7 segment bagian tengah. Pengaturan input maupun tampilan, dapat dilakukan dengan tombol yang tersedia pada papan panel.
Untuk mengefektifkan penggunaan Detektor Logika, diciptakan juga beberapa permainan pedagogi yaitu:
1. Dynalogic, dinamika kelompok tentang nilai kebenaran pernyataan majemuk
2. Ekualogic, dinamika kelompok tentang pernyataan majemuk yang ekuivalen
3. Detexia, menentukan pernyataan yang telah diketahui nilai kebenarannya
4. Translogic, transaksi untuk mempelajari pernyataan majemuk yang ekuivalen
5. Mistery Card, melacak kartu tersembunyi yang diketahui nilai kebenarannya.
Detektor Logika memiliki beberapa keunggulan yaitu: multiguna, praktis, murah, mudah dibuat, dapat mengakomodasi berbagai macam gaya belajar siswa, menunjang banyak macam permainan interaktif, dapat dioperasikan dengan battery, dan memiliki pangsa pasar yang luas. Dengan demikian, Detektor Logika dapat menjadi solusi jitu untuk kebutuhan media pembelajaran logika matematika.
Semoga berhasil. Terimakasih dan salam eksperimen.

Comments

Popular posts from this blog

1 kva Berapa Amper ?

CARA MENENTUKAN AMPERE pada KOMPRESOR